Rangkul Aku untuk Tumbuh Bersamamu

oleh Minhatul Aulaq

Di ujung bukit nampak suatu yang sangat indah nan menawan hati, namun berada di antara pohon besar dan semak belukar. Ingin rasanya menyapa dan memberi setetes air untuk meyakinkanya tetap tumbuh dan besar. Banyak pasang mata tak mampu menembus eloknya karena pohon besar dan semak belukar meredupkan keindahannya.

Semakin hari semakin gersang tempatnya karena asupan nutrisi sudah lebih dulu diserap yang lebih besar, namun bunga itu terus berupaya untuk tumbuh dan mekar. Sudah tak terhitung usaha yang dilakukan untuk menonjolkan diri walau berkali-kali tertutup semak belukar.

Waktu tak pernah berhenti di detik yang sama. Ia hanya terus berputar sesuai kadarnya begitu pula dengan usia. Ketika ada yang tumbang pasti saja lah akan ada yang tumbuh menggantikan pohon-pohon besar yang sudah rapuh dan lapuk. Namun, ada yang keliru dalam persepsi dengan meremehkan tunas yang baru untuk tumbuh dengan banyak alasan.

Entah penantian seperti apa yang dinantikan pohon besar dan semak belukar, jika kesempatan saja tak pernah diberikan untuk tunas baru membuktikan?

Pembuktian itu tak pernah dirasakan bahkan ketika tunas baru ingin ikut serta dalam mengolah nutrisi yang telah tuhan limpahkan. Berteriak keras pun tak di dengarkan, menjadikan mereka acuh tak acuh atas ingin dan harapan.

Kini…

Bunga itu berjanji akan tumbuh besar dan menjulang tinggi, memamerkan bunga yang elok menawan hati, menghilangkan ragu untuknya memamerkan diri. Semak belukar tak akan mampu menggoresnya lagi, karena iya berjanji akan tumbuh lebih teduh dan menjulang tinggi.

Hai semak belukar, jangan lukai bungaku, jangan gores ia dengan  egomu. Saling peluk lah dalam bertumbuh dan hidup karena bungaku akan tetap abadi dan tak akan pernah redup.

*******

Tulisan di atas menceritakan tentang tunas baru (generasi muda) yang sudah siap untuk memekarkan bunganya namun harus tertutupi keindahannya oleh semak belukar (hambatan dan tantangan) yang dihadapi setiap harinya dan pohon yang tinggi (orang dewasa). Padahal, seharusnya mereka memiliki hak yang sama di luar hambatan mereka dan pandangan masyarakat akan partisipasi anak muda.

Menilik kembali pada sejarah lahirnya Indonesia 1945 dimana pemuda Indonesia memegang peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan melalui organisasi pergerakan, ide dan gagasan mereka. Kalau kita masih ingat sejarah kolonialisme Belanda di Indonesia, lahirnya gerakan pemuda Indonesia berawal dari kebijakan politik etis yang menyadarkan orang-orang pribumi terhadap nasionalisme. Momen ini yang menjadi titik awal semangat para pemuda untuk bersatu memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Inilah yang dimaksud dengan beda orang beda zaman, beda zaman beda tantangan. Hal ini pula menjadi tantangan yang harus di hadapi oleh bangsa Indonesia. Jika dulu pahlawan berjuang mengusir penjajah dan memperjuangkan kemerdekaan, kini tantangan yang dihadapi jauh lebih bervariasi. Mulai dari derasnya arus informasi, daya saing kerja, hingga kemajuan teknologi yang mampu menggantikan peran manusia.

Generasi muda memiliki tugas yang jauh lebih berat untuk bisa menghadapi tantangan tersebut dengan melanjutkan semangat mimpi para pahlawan dalam memajukan dan menjaga persatuan Indonesia. Dan sudah saatnya generasi muda diberikan ruang untuk berdaya dan mengekpresikan diri agar mampu menghadapi tantangan di masa yang akan datang, karena ini adalah zaman mereka.

Previous
Previous

Feminisme Dekolonial dalam Cermin Perlawanan Perempuan Palestina

Next
Next

Bagaimana Kinerja Indonesia dalam Menjaga Nilai-nilai Kesetaraan Gender di Kancah Dunia?